Diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah, “Bahwasanya seekor semut menggigit salah seorang Nabi, maka dia memerintahkan agar desa semut dibakar. Allah pun mewahyukan kepadanya, ‘Hanya karena kamu digigit oleh seekor semut lalu kamu membinasakan sebuah umat yang ber-tasbih.’”
Diceritakan bahwa dahulu ada beberapa
Nabi yang sedang duduk-duduk di bawah pohon. Nampaknya para Nabi ini sedang
istirahat. Di tengah-tengah kelelahannya, ada seorang Nabi yang digigit oleh
seekor semut. Kemudian Nabi memerintahkan untuk membakar sarang yang di sana terdapat
banyak sekali semut. Allah pun mewahyukan kepadanya,
‘Hanya karena kamu digigit oleh seekor semut lalu kamu membinasakan sebuah umat
yang ber-tasbih.’
***
Sebelumnya pernah terpikir gak?
Kadang kita digigit seekor semut, terus semut itu kita bunuh begitu saja. Bahkan
mungkin teman-teman semut lain yang berada di situ juga ikut kita bunuh. Sebelum
membaca hadis ini, saya masih biasa aja membunuh semut-semut nakal.
Dari cerita di atas, begitupula
dengan haditsnya ada beberapa pelajaran yang dapat kita ambil. Semut adalah
binatang yang kecil bagi kita, sering kali kita mudah untuk membinasakannya. Padahal
kita tidak mengetahui bahwa sebenarnya mereka (semut) itu sedang bertasbih
kepada Allah dengan bahasa yang tidak kita ketahui. Mereka juga makhluk ciptaan
Allah, sama seperti kita. Hikmah apa yang bisa kita ambil? Dalam hidup, kita
harus senantiasa bersikap adil. Jangan hanya karena kesalahan satu pihak saja kita
tega menyakiti banyak pihak.
Semut adalah bagian dari umat Allah.
Begitu pula manusia, sehingga jika saat ini kita menanamkan rasa belas kasih
pada seekor semut saja, harapannya rasa kasih sayang juga akan mudah tercipta
antara sesama manusia. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.
Semut saja bertasbih, Kita? Harus
bisa lebih dari semut dong ya ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar