Aku ingin menjadi angin yang setia
berhembus ke arahmu.
Meski yang kuhembuskan adalah angin
rindu, ku harap kau tak pernah bosan kepadaku.
“Kriinnngggggg....” suara alarm
yang diset menunjukkan tepat pukul 05.00. “Ahh...berisik saja” ujar Anggi
sambil mematikan alarm yang dinyalakannya sendiri. Anggi adalah seorang gadis
berusia 17 tahun. Pergaulannya luas, Ia banyak dikenal oleh guru, adik kelas,
kakak kelas, bahkan alumni sekolahnya. Tidak hanya bermodal modis dan famous, Anggi adalah pelajar yang cerdas di kelasnya. Ia selalu
menduduki ranking 3 besar semenjak duduk di tahun pertama. Anggi sangat
beruntung karena punya banyak sahabat yang memahaminya. Rupanya manusia benar
tak ada yang sempurna, kisah cintanya tak seberuntung kisah Lee Min Ho dan Park Shin Hye dalam serial The Heirs.
Dalam
benakku lama
tertanam
Sejuta
bayangan dirimu
Redup terasa
cahaya hati
Mengingat apa
yang tlah kau berikan
“Nay, semalam aku gak bisa
tidur..” ujar Anggi pada sahabatnya, Nayla. “Ngapain kamu? Nonton Mister Tukul?
Haha” canda Nayla sama sekali tak paham betapa gundahnya hati Anggi saat ini.
“Apasih gak lucu!” ucap Anggi sangat serius kali ini. “Eh, maaf Nggi gak
maksud... Emang kenapa? Kamu kangen dia ya?” sahut Nayla pelan. “Entahlah...”
ujar Anggi sambil beranjak pergi.
***
“Apa aku benar-benar rindu? Aku
tak begitu yakin. Namun aku tak bisa menampik bahwa semalam bayang wajahnya
benar-benar seperti nyata” batin dan otaknya terus saja beradu, seperti menepis
kenyataan bahwa Ia memang sedang merindu.
Waktu
berjalan lambat mengiring
Dalam titian
takdir hidupku
Cukup sudah
aku tertahan
Dalam
persimpangan masa silamku
Anggi berjalan pelan menuju kantin. Tempat duduk di
sudut kantin menjadi pilihannya. Ia membawa segelas jus apel yang sudah
dipesannya terlebih dahulu. Gadis ini terdiam, sesekali ia memelintir sedotan
yang dipegangnya. Tempat ini mengingatkannya pada seseorang. Sedikit kenangan
membawanya pergi ke dalam lamunannya.
***
“Bisa jadi ini terakhir kali kakak duduk di tempat
ini” ujar seseorang pada Anggi. “Maksud kakak?” sahut Anggi pada lelaki ini.
Namanya Radit, kakak kelas satu tahun di atas Anggi. Mereka sudah dekat, bahkan
sangat dekat. Teman-temannya mengira bahwa mereka adalah sepasang kekasih,
namun Radit tidak pernah mengungkapkan perasaannya pada Anggi, begitu pula
gadis ini yang hanya bisa menunggu dan menyimpannya sendiri.
“Anggi sekolah yang rajin ya....tahun terakhir akan
sangat berat dan sibuk” ucap Radit sambil meraih sesuatu dalam tasnya. “Ini ada
sesuatu buat kamu” diserahkannya amplop berukuran sedang kepada Anggi. Gadis
ini tampak kebingungan dengan apa yang Ia lihat di dalam amplop itu
“Hah...kartu pos sebanyak ini?” ujar Anggi heran. “Ya.. kakak dapat beasiswa
untuk melanjutkan studi, dan membaut kakak harus meninggalkan negeri ini. Kakak
pengennya kamu masih sempat mengirimkan surat lewat kartu pos ini” Radit
sedikit mengatur emosinya. Anggi hanya mengangguk, seakan menyembunyikan
kehancuran dalam hatinya. Lelaki ini berlalu pergi, meninggalkan Anggi dengan
segudang kartu pos yang menjadi saksi bisu kepergian Radit.
***
“Woy! Bel masuk tuh...” suara Nayla menyambar bagai
petir yang mengoyak hati Anggi, membawanya kembali pada realita. Membuatnya
sadar bahwa waktu terbaik itu telah berlalu. Radit benar-benar membuktikan
omongannya bahwa waktu itu menjadi terakhir kali Ia berada satu meja dengan
Anggi.
Semua tak
sama
Tak pernah
sama
Apa yang
kusentuh
Apa yang
kukecup
Sehangat
pelukmu
Selembut
belaimu
Tak ada
satupun yang mampu
Menjadi
sepertimu
Semua sudah tak lagi sama, dan pada akhirnya Anggi
harus benar-benar merelakan kepergian Radit. Ia tak bisa terus hidup dalam
bayang-bayangnya, tersiksa sendirian. “Aku akan melepasmu kak, bersama semua rasa yang selama ini kusimpan sendiri. Tapi ijinkan aku menjadi angin
yang berhembus ke arahmu, yang setia membelaimu dan menyejukkan hatimu. Meski
harus kuterima bahwa kehadiranku akan seperti angin yang mudah berlalu dan
terlupakan, namun biarkan aku tetap menyimpanmu dalam rindu, karena semua
tentangmu terlalu indah bagiku”
***
Cerpen ini adalah spesial tribute untuk sahabat saya, Bestira Agizta Wandara yang hari ini berulang
tahun untuk kesekian kalinya. Semoga segala impianmu segera menjadi nyata,
jikapun belum. Allah sangat paham apa yang kamu butuhkan, meski bukan yang kamu
inginkan. Jangan jadi tua yang kampret dan menyebalkan....Hahaha.
OST by: Padi - Semua Tak Sama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar