Senin, 03 Februari 2014

Amazing Best Friends: The Sweet of TEA

“Apalah arti persahabatan jika tak diselipi kekampretan... 
                  karena Tak Kampret maka Tak Sayang...”

Dari sekian banyak tagline yang berkeliaran di otak saya, akhirnya saya menemukan satu yang PAS untuk menggambarkan persahabatan kami....”Tak Kampret maka Tak Sayang”. Kenyataannya, persahabatan kami selalu diliputi oleh kekampretan. Tiada hari yang kami lewatkan tanpa mengampreti satu sama lain. Itulah yang membuat persahabatan ini berbeda...

Kapan terakhir kamu ejek-ejekan sama sahabat kamu? Nyinyirin bentuk badannya yang segede galon isi ulang, sebuncit perut Bang Bajuri atau seperti tulang berjalan kesana-kemari? Kapan terakhir kamu ngejek sahabat kamu tanpa ngerasa bersalah, bebas nyinyirin sesuka hati tanpa takut dia marah? EVERYDAY! Kami melakukannya setiap hari, jam, menit kami lewati dengan melakukan hal-hal seperti itu... karena “Sahabat adalah orang yang membully-mu di depan namun tak pernah membicarakanmu di belakang..”

Kalau kata tante Kelly “Everybody’s got a dark side... ” mungkin kami bisa berbangga karena kami punya versi lain yaitu “The Sweet of TEA got a kampret side” yang totalitasnya tidak perlu diragukan. Sepenggal lirik unyu milik tante Kelly ini cukup menggambarkan lika-liku kami. Kami adalah 3 orang manusia yang dipertemukan Tuhan melalui caranya yang indah...dan lucu. Sekitar satu tahun yang lalu kami sama-sama mendaftar di sebuah UKM di kampus. Memang dasarnya kampret, kami bersahabat bukan saat kami bersama-sama menggapai cita-cita di sana, justru setelah kami sama-sama memutuskan untuk keluar.

TEA adalah singkatan dari nama kami bertiga. Lalu siapa mereka? Dua orang beruntung yang bisa mengenalku itu adalah....

TONDO LISTYANTOKO @thonthondo

T yang pertama yaitu untuk Tondo. Lelaki yang hobi mengepalkan tangannya ke udara ini mempunyai kebiasaan marah-marah ketika ada salah satu diantara kami yang datang terlambat saat janjian bertemu. Tondo adalah yang paling ontime diantara kami. Dia adalah salah satu orang terupdate yang saya kenal. Tondo mempunyai enemy-able syndrome, yaitu semacam sindrom yang jika sinyalnya ditangkap oleh orang yang belum dikenal akan menyebabkan dia disebeli, maka itu kami menjulukinya Mr “Public Enemy”. Tapi tidak mungkin kami bersahabat dengan musuh publik, toh kenyataannya Tondo adalah pribadi yang baik, pengertian (rela bolak balik magelang-jogja demi ketemu kita), rela berkorban (pulang kuliah jam 3 langsung ke perpus untuk pertemuan rutin), terhitung cowok sendiri pastinya melindungi kami berdua. 3 kata yang menggambarkan Tondo adalah HONEST, NARCISSISTIC and SINCERE.

ELGA MAULINA PUTRI @ellgaeul

E untuk Elga, mahasiswi jurusan Administrasi Negara yang punya banyak cita-cita ini, salah satunya menjadi anggota DPR. Semoga setelah lulus nanti ia sudah menjadi pribadi yang rajin bangun pagi dan nyuci lebih awal, karena saya juga gak mau ada anggota DPR yang membela aspirasi rakyat namun terlambat datang rapat karena cuciannya belum selesai. Elga adalah orang yang paling hafal dengan kegiatan kami, dia selalu menyebutkan rentetan aktivitas kami tanpa terlewat dengan muka menyebalkannya. Di balik sifatnya itu, Elga adalah pribadi yang perhatian dan menyenangkan, selalu mendramatisir suasana membuat kami menyebutnya sebagai ratu drama, “Drama Queen”. Rentetan kata yang ia sulap menjadi kalimat indah enak dibaca membuatnya lebih cocok masuk jurusan sastra. Semoga kemampuannya bermain kata-kata ini tidak dimanfaatkannya untuk membuat janji-janji palsu kepada rakyat. Well, 3 kata yang menggambarkan Elga adalah FRIENDLY, CARE and GOOD LISTENER.


NO GADGET. Inilah salah satu yang membuat persahabatan kami nampak berbeda dari persahabatan lainnya, karena jika kami sudah bertiga dan ada salah satu yang mengeluarkan ponselnya entah cuma alasan melihat jam atau menengok signal, pasti langsung disambut nyinyiran oleh yang lainnya. Karena menurut kami, waktu yang sebentar itu harusnya bisa dipakai dengan sangat berkualitas. Jadi tidak heran jika setiap bertemu saya sering bawa air minum untuk menyuplai tenaga saat bersama dua sahabat saya ini. Persahabatan memang tak dapat diperbandingkan...karena ia punya keunikan dengan caranya sendiri. 


Bersama mereka tidak ada kata damai, tak ada kata baik hati dan kasihan. Sampai aku lupa caranya berbaik hati saat bersama mereka, karena tradisi kami adalah saling bully. Tidak ada yang saling bela di sini. Namun nyatanya kami masih berdiri tegak dan tertawa bersama sampai hari ini. Seminggu sekali kami rutin bertemu, tempat yang menjadi saksi bisu adalah perpustakaan kampus kami. Tenang saja, kami tak akan membuat keributan di dalam karena kami biasa menghabiskan waktu dari menjelang sore sampai maghrib hanya duduk di depan pintu masuk. Menertawai satu sama lain, menanyakan aktifitas selama seminggu kami tak bertemu, membicarakan kelanjutan drama glee, lagu-lagu terbaru sampai seluruh isi perpus kosong dan baru kami menyadari bahwa hari sudah mulai petang.


Kisah perjalanan kami lainnya bisa dicek di blog Tondo: TEA goes to Kebun Buah Mangunan dan Elga : TEA jalan-jalan ke Solo.

Bersama mereka benar-benar kutemukan arti persahabatan yang berbeda, mengajarkan kebersamaan, ketegaran dan kesabaran yang luar biasa dalam waktu yang bersamaan *ketawa setan*.
"Best friend is someone who gives you total freedom to be yourself" – Jim Morrison.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar