"Kemudian aku berpikir, apakah mencintaimu adalah sebuah kesalahan?" Jika iya, ini adalah kesalahan terindah yang pernah kulakukan".
Sepulang kuliah Nasya duduk
di bangku taman, sendirian. Tiba-tiba Ia mengeluarkan dompet dan memandangi
foto yang Ia letakkan rapi di sana. Tanpa disadari matanya mulai berkaca-kaca.
Apakah Nasya sedang memandangi foto lelaki yang menjadi cinta pertamanya?
Ternyata bukan.
"Lagi ngapain Sya?" suara lirih muncul mengagetkan gadis yang sedang terjebak dalam lemunannya itu. Nasya menoleh ke arah suara itu dan tak ayal dompetnya terlempar saking kagetnya. Arjuna adalah sahabat baik Nasya. Akhir-akhir ini mereka terlihat sangat dekat.
"Apaan sih ngagetinnnn..." gerutu Nasya kesal.
“Orang kamu yang aneh, aku manggilnya pelan masa segitu kagetnya? Ngeliatin apaan sih! Tanya Arjuna sembari mengambil dompet milik Nasya, namun Nasya beranjak cepat dari tempat duduknya dan merebut dompet yang sudah berada di tangan Arjuna.
“Dompet cewek itu privasi ya Jun, jangan dibuka-buka” seru Nasya terlihat sedikit panik. “Bisa mati muda aku kalau Juna tau isi dompetku, ehm setidaknya jangan sekarang, aku belum siap” gumamnya dalam hati.
Hari ini dadaku bergetar terguncang
memilu dan mengerang
Ku yakin ku tak salah karna hatiku
tak pernah dan takkan berdusta
Cinta Cinta Cinta
Aku Jatuh Cinta
Cinta. Karunia Tuhan yang begitu indah, lalu mengapa kita mengartikan cinta sebagai penderitaan, kesedihan, dan kegelisahan? Cinta terlalu berharga untuk dijadikan pelampiasan dari pertempuran antara ego dan hati.
Seperti biasa, Arjuna mengantar Nasya pulang ke rumah. Di perjalanan banyak hal yang dipikirkan Nasya. "Aku tak bisa seperti ini terus" batinnya.
"Jun, aku mau tanya dong" seru Nasya pada lelaki yang berjalan di sampingnya.
"Tanya saja Sya.." jawab Arjuna pelan.
"Kalau cewe bilang sayang ke cowo itu dosa gak?" pertanyaan Nasya membuat Arjuna kaget.
"Kamu suka sama siapa?" bukannya menjawab, Arjuna malah balik melempar pertanyaan.
"Gak sama siapa-siapa. Udah lupain lupain". Nasya berjalan lebih cepat dan meninggalkan Arjuna yang berjalan di belakangnya.
Sampai saat ini
Rasaku bertahan di sini
Rasa yang tak akan hilang oleh waktu
Tak terkira di sampingmu
Adalah hal terindah yang
Pernah ku inginkan
Cinta bukan untuk disalahkan. Sepahit dan seperih mengakui adanya perasaan itu, cinta tetap cinta.
Sampai juga di depan rumah Nasya. "Aku langsung pulang ya Sya" Arjuna berpamitan sembari mengubah posisi tas yang dibawanya.
"Jun, makasih ya.." ucapnya pada Arjuna. "Buat apa Sya?" Juna tampak kebingungan.
"Akhir-akhir ini kamu ngajarin aku banyak hal. Ngajarin buat peduli sama orang-orang di sekitarku; ngajarin kalau jatuh cinta itu menyenangkan; dan tanpa sadar kamu bantu aku lupa dengan luka hati aku karena Yogi. Jujur aku gak tau perasaan apa ini, aku gak mau ngerusak persahabatan kita, tapi kamu ngajarin aku untuk jatuh cinta lagi. Cinta yang sederhana. Aku mikir, apakah mencintaimu adalah sebuah kesalahan?" Jika iya, ini adalah kesalahan terindah yang pernah kulakukan. Bahkan jika diberi kesempatan, aku tak ingin kembali ke masa sebelum kita sedekat ini" ucap Nasya, pipinya mulai memerah.
"Aku tak menyangka kamu bisa berkata semanis ini, Nasya". Arjuna tersenyum, sesekali ia menarik nafas panjang. "Lukamu sembuh karena kamu sudah mengikhlaskan semuanya, dan waktu yang membantumu mengobati luka itu. Aku hanya menemanimu melewatinya".
"Tetap saja aku tak akan setegar ini tanpamu. Sudahlah bisa gila aku kelamaan ngobrol sama kamu. Sudah ya, jangan diinget-inget lagi apa yang aku omongin barusan. Lagi ngantuk makanya nglindur hahaha. See you later Jun!" Nasya berlari masuk ke dalam rumahnya, sesekali menengok ke arah Arjuna yang masih melihatnya dengan senyuman khas lelaki itu.
* to be continued *
Cerpen ini dipersembahkan khusus untuk sahabat saya, Natasa Kumala Sari dengan segudang kisah cintanya. Jika ada kesamaan nama, bukan merupakan unsur kesengajaan =))
Thanks to OST by:
* Nirina Zubir - Hari ini, esok, dan seterusnya
* Seventeen - Hal terindah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar