“Apalah arti persahabatan jika tak
diselipi kekampretan...
karena Tak Kampret maka Tak Sayang...”
Dari sekian banyak tagline yang berkeliaran di otak saya,
akhirnya saya menemukan satu yang PAS untuk menggambarkan persahabatan kami....”Tak
Kampret maka Tak Sayang”. Kenyataannya, persahabatan kami selalu diliputi oleh
kekampretan. Tiada hari yang kami lewatkan tanpa mengampreti satu sama lain.
Itulah yang membuat persahabatan ini berbeda...
Kapan terakhir kamu ejek-ejekan sama sahabat kamu? Nyinyirin
bentuk badannya yang segede galon isi ulang, sebuncit perut Bang Bajuri atau
seperti tulang berjalan kesana-kemari? Kapan terakhir kamu ngejek sahabat kamu
tanpa ngerasa bersalah, bebas nyinyirin sesuka hati tanpa takut dia marah? EVERYDAY! Kami melakukannya setiap hari,
jam, menit kami lewati dengan melakukan hal-hal seperti itu... karena “Sahabat
adalah orang yang membully-mu di depan namun tak pernah membicarakanmu di
belakang..”
Kalau kata tante Kelly “Everybody’s got a dark side... ” mungkin kami bisa berbangga karena kami punya versi lain yaitu “The Sweet of TEA got a kampret side” yang totalitasnya tidak perlu diragukan. Sepenggal lirik unyu milik tante Kelly ini cukup menggambarkan lika-liku kami. Kami adalah 3 orang manusia yang dipertemukan Tuhan melalui caranya yang indah...dan lucu. Sekitar satu tahun yang lalu kami sama-sama mendaftar di sebuah UKM di kampus. Memang dasarnya kampret, kami bersahabat bukan saat kami bersama-sama menggapai cita-cita di sana, justru setelah kami sama-sama memutuskan untuk keluar.
TEA adalah singkatan dari nama kami bertiga. Lalu siapa
mereka? Dua orang beruntung yang bisa mengenalku itu adalah....